Penulis : Dias Suherman
Di tengah dinamika sosial dengan berkembangnya peradaban teknologi yang pesat ini, isu bahaya laten seringkali terabaikan oleh generasi milenial khususnya para mahasiswa.
Tahun 2045 menjadi tonggak krusial bagi Indonesia untuk memanfaatkan bonus demografi sebagai peluang menuju negara maju. Diproyeksikan, populasi Indonesia akan mencapai 319 juta jiwa, dengan 70% usia produktif.
Namun, momentum ini berisiko berubah menjadi bencana sosial seperti pengangguran dan kemiskinan jika tidak dikelola secara optimal.
Pendidikan menjadi sektor penting dalam mempersiapkan generasi idealis dan pragmatis. Generasi muda harus melek terhadap kemajuan bangsa dan membangun pondasi untuk meraih cita-cita Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Apakah Pendidikan Kita hanya Mencetak Robot Ujian?
Namun, survei menunjukkan 70% generasi muda tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang tinggi karena berbagai faktor.
Selain pendidikan, Indonesia juga menghadapi jebakan pendapatan menengah (middle-income trap).
Tantangan Utama
A. Pendidikan yang Tidak Merata
Survei menunjukkan 70% generasi muda tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang tinggi karena berbagai faktor.
Padahal, pendidikan bukan sekadar ijazah, melainkan pondasi untuk membentuk SDM berwawasan kebangsaan dan keislaman yang kompetitif.
B. Jebakan Pendapatan Menengah (Middle-Income Trap)
Indonesia masih berada di peringkat 5 ekonomi ASEAN, tertinggal dari Malaysia, Brunei, dan Thailand.
Lemahnya daya saing SDM dan korupsi yang menggerogoti kebijakan investasi menjadi penghambat utama.
C. Ancaman Ideologi Kapitalis-Liberalis
Generasi muda yang terjebak dalam pola pikir kapitalis dan liberalis dinilai mengancam upaya transformasi bangsa.
Degradasi moral dan ketimpangan sosial juga dapat berpotensi menggagalkan visi Indonesia Emas.
Maka, untuk memanfaatkan bonus demografi, diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui investasi dalam pendidikan dan pelatihan.
Sinergi antara pemerintah, swasta, dan aktivis muda juga penting untuk menciptakan lapangan kerja inklusif dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Dengan komitmen kuat dan kolaborasi harmonis, Indonesia berpeluang keluar dari jebakan pendapatan menengah dan mencapai visi 2045: negara berdaulat, maju, adil, dan makmur.
Generasi muda menjadi ujung tombak dalam mewujudkan masyarakat madani dan membawa Indonesia menuju masa depan gemilang.
Proyeksi Bonus Demografi
Badan Pusat Statistik (BPS) menekankan, bonus demografi hanya akan menjadi keuntungan jika diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM.
Diperlukan strategi untuk mengubah kuantitas usia produktif menjadi tenaga kerja terampil yang siap menghadapi persaingan global.
Jika dilihat dari hasil analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), Indonesia terancam gagal jika generasi muda memiliki sifat kapitalis dan liberalis.
Bahaya laten merupakan tantangan besar dalam merealisasikan cita-cita Indonesia emas 2045, di mana akan ada masanya bangsa ini menjadi negara yang “Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur.”
Editor : Adam Aththaariq
comment 0 Comments
more_vert