Kesadaran Kolektif Bangsa Indonesia Kebangkitan Nasional merupakan fase penting dalam sejarah Indonesia yang menandai mulai tumbuhnya kesadaran nasional sebagai satu bangsa. Peristiwa ini bukan hanya tentang berdirinya organisasi modern pertama, tetapi juga menjadi simbol bangkitnya semangat persatuan, pendidikan, dan perlawanan terhadap penjajahan.
Latar Belakang Sejarah
Kebangkitan Nasional Indonesia secara resmi diperingati setiap tanggal 20 Mei, mengacu pada berdirinya Budi utomo pada tahun 1908. Organisasi ini didirikan oleh para pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) di Batavia (sekarang Jakarta), dengan tokoh utama seperti Dr. Soetomo , dan didukung oleh tokoh penting lainnya seperti Wahidin Soedirohoesodo,
budi utomo menjadi organisasi pertama yang tidak hanya berfokus pada kelompok etnis atau keagamaan tertentu, melainkan memperjuangkan kepentingan seluruh masyarakat pribumi Hindia Belanda. Organisasi ini menjadi cikal bakal lahirnya organisasi-organisasi pergerakan nasional lainnya seperti Sarekat Islam (1912), Indische Partij (1912), hingga Partai Nasional Indonesia (1927) yang dipimpin oleh Ir. Soekarno.
Makna Kebangkitan Nasional
1.Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Sebelum 1908, masyarakat Indonesia masih terkotak-kotak berdasarkan suku, agama, dan daerah. Kebangkitan Nasional menandai lahirnya kesadaran bahwa mereka memiliki nasib dan tujuan yang sama sebagai bangsa yang dijajah.
2. Pendidikan sebagai Pilar Perjuangan
Tokoh-tokoh perintis kebangkitan percaya bahwa pendidikan merupakan kunci kemajuan. Lahirnya Boedi Oetomo dan peran besar kaum terpelajar menunjukkan bahwa generasi muda berpendidikan menjadi motor utama perubahan.
3. Perjuangan Melalui Organisasi
Sebelum Kebangkitan Nasional, perlawanan terhadap penjajah bersifat lokal dan sporadis. Setelah 1908, perjuangan dilakukan lebih sistematis dan terorganisir melalui wadah organisasi nasional.
Relevansi di Masa Kini
Kebangkitan Nasional relevan hingga saat ini, terutama dalam mendorong semangat persatuan, inovasi, dan kemajuan bangsa di tengah tantangan global. Dalam konteks modern, kebangkitan tidak lagi berupa perlawanan fisik, melainkan melawan kemiskinan, kebodohan, hoaks, dan disintegrasi bangsa.
Penutup
Kebangkitan Nasional adalah titik awal kesadaran kolektif bangsa Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan. Semangat persatuan, pendidikan, dan perjuangan yang ditanamkan oleh para tokoh masa itu tetap relevan untuk membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan.
Referensi
1. Ricklefs, M. C. (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200–2008.Jakarta: Serambi.
2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. (1990). Sejarah Nasional Indonesia V. Jakarta: Balai Pustaka.
3. Kemendikbud RI. (2023). "Sejarah Hari Kebangkitan Nasional." [https://www.kemdikbud.go.id](https://www.kemdikbud.go.id)
4. Ensiklopedia Nasional Indonesia. (2002). Boedi Oetomo.Jakarta: PT Ichtiar Baru.
comment 0 Comments
more_vert