Penulis : Adam Aththaariq
RUAS, Ciamis – PELATIK atau Pelatihan Jurnalistik digelar oleh UKM Generalis dan dihadiri oleh berbagai Persma se-Priangan Timur, termasuk UKM Ruang Literasi, pada hari Selasa (18/02).
Pelatihan yang mengusung tema Membangun Jurnalis Muda yang Beretika dan Multitalenta di Era Globalisasi ini merupakan rangkaian kegiatan dalam perayaan dies natalis ke-51 STIA YPPT Priatim Tasikmalaya tahun 2025.
Acara pelatihan jurnalistik ini diisi secara langsung oleh Ayu Sabrina Barokah, S.Sos, jurnalis dari Radar Tasikmalaya.
Apa Itu Fakta?
Dalam kesempatan tersebut, Sabrina, S.Sos, menegaskan bahwa salah satu unsur utama dalam sebuah berita adalah fakta. Ia menyederhanakannya dengan mengatakan,
"Fakta adalah semua yang bisa ditangkap oleh pancaindra. Oleh mata, tangan, bahkan lidah, pengecap kita."
Observasi: Kunci Utama Penyampaian Berita
Sabrina juga menekankan bahwa setiap berita harus melalui proses observasi dengan penuh kesadaran.
"Mengapa dengan penuh kesadaran? Karena otak manusia tidak pernah berhenti berpikir, jika tidak penuh kesadaran maka fakta tercampur dengan yang bukan fakta," tegasnya.
Untuk mengasah ketajaman pengamatan, beliau pun menyajikan sebuah gambar ilusi optik sebagai latihan, agar peserta dapat belajar mengidentifikasi detail secara tepat (lihat gambar).
"Jadi, teman-teman ketika melihat fakta untuk menulis, harus bisa detail, baik itu warnanya, bentuknya, harus bisa diamati dengan penuh kesadaran," ungkapnya.
Pisahkan Fakta dan Opini
Alumni FISIP Universitas Siliwangi tersebut menegaskan bahwa fakta dan opini tidak boleh dicampur dalam sebuah berita.
"Kita ga bisa menambahkan kata yang mengandung emosi, kecuali di tulisan karangan," tegasnya.
Menurut Sabrina, berita seharusnya terdiri atas data primer—yaitu data yang dikumpulkan langsung oleh jurnalis—dan data sekunder yang diperoleh dari sumber lain atau lembaga tertentu.
Data Lengkap: Prinsip 4W (dan How!)
Sabrina menjelaskan bahwa data dalam berita harus lengkap sesuai prinsip 4W, yaitu:
- What: Apa yang terjadi.
- Who: Siapa yang terlibat.
- Where: Di mana peristiwa terjadi.
- When: Kapan peristiwa tersebut berlangsung.
Ia menambahkan, "Jika tidak lengkap. 4 ini ga lengkap, ga bisa dipakai," tegasnya.
Hakikat Karya Jurnalistik
Menurut Sabrina, jurnalistik adalah kegiatan pencarian, penulisan, pengelolaan, dan publikasi informasi yang menarik minat khalayak.
"Berita, buku, itu biasanya mengandung 2 hal, dia penting dan menarik," ujarnya.
Ia juga mengklarifikasi bahwa yang tidak boleh dimasukkan dalam berita adalah opini penulis, bukan opini narasumber.
"Kenapa pendapat seseorang bisa? karena itu merupakan satu fakta, fakta bahwa dia berbicara soal satu topik," tegasnya.
Karya jurnalistik sendiri terbagi menjadi dua kategori:
- Verbal: Berupa naskah, tulisan, dan suara.
- Nonverbal: Meliputi gambar, bagan, grafis, foto, karikatur, dan video.
Tiga Jenis Berita yang Wajib Diketahui
Sabrina juga menguraikan unsur penting dalam sebuah berita, yaitu fakta, ide, opini, unsur yang menarik, akurat, tepat waktu, dan hal-hal yang mampu menarik perhatian pembaca.
Menurutnya, berita adalah catatan peristiwa beserta alurnya; oleh karena itu, peristiwa tanpa alur tidak dapat disebut sebagai berita.
Beliau memaparkan tiga jenis berita, yaitu:
Straight News: Berita yang menyajikan laporan langsung mengenai suatu peristiwa penting dengan memenuhi unsur 5W+1H.
Depth News: Berita mendalam yang menyajikan laporan langsung mengenai peristiwa penting, dilengkapi dengan data tambahan guna memperkuat fakta.
Feature News: Berita yang menekankan pada aspek-aspek menarik dan disampaikan dari perspektif perasaan atau human interest.
"Sebenarnya kalau menulis feature, suka menyentuh hati bagi penulisnya juga, tapi kita tidak boleh menuangkan emosi karena itu opini," pungkasnya.
comment 0 Comments
more_vert