Karya: Ade Imas Siti Masitoh
Ayah, cinta pertama anak perempuan.
Ayah berkorban demi anak, istri, dan keluarga.
Ayah yang tanpa rasa lelah, tanpa mengeluh.
Demi keluarga, Ayah tidak merasa sakit.
Ayah tidak merasa terbebani.
Ayah terhebat, pahlawan keluarga.
Sungguh berat menahan rindu.
Ayah sudah tenang di pangkuan Ilahi.
Beruntungnya aku memiliki Ayah seperti engkau.
Raut wajahmu, senyummu, candamu,
masih tersirat di dalam benak ini.
Ingin rasanya memeluk,
ingin rasanya terus berada di sampingmu.
Ketika melihat tubuhmu tidak lagi kekar,
hati anak perempuanmu sangat sakit.
Ketika melihat tubuh Ayah terbaring lemah di rumah sakit,
ketika melihat setiap alat medis yang terpasang di tubuhmu,
sangat sakit sekali.
Ingin sekali mengadu, kalau bisa.
Biarkan anak perempuanmu ini yang merasakannya.
Ayah, kau telah tenang di sana.
Ayah, hanya Al-Fatihah dan doa
yang bisa membuat rasa rindu ini terlepaskan.
Hanya bisa menjenguk ke pemakamanmu.
Ayah, begitu banyak nasihat,
banyak kenangan bersamamu,
yang tak akan tergantikan.
Ayah, terima kasih telah menjadi Ayah.
Terima kasih telah menjadi sosok di hati ini.
Ayah yang tangguh, Ayah terhebat.
Dekapanmu telah meredam amarahku.
Tak kuasa tangisku berderai,
kala kuingat kata bijakmu.
Kau jaga aku
dari kotoran raga dan jiwa yang kan menodai aku.
Ayah, I miss you more.
comment 0 Comments
more_vert