Tadi sore aku bertitip salam dengan kekasihmu, senja.
Kataku "Selamat menjaganya, jika ia bosan, bawalah ia ketenangan dalam kegelapan,
kekasihnya bukan kamu saja (senja).
Bulan adalah tempat paling tentram untuk ia bersandar."
Malam pun tiba, aku di tanya oleh seorang perempuan.
"Hai, Apakah kamu suka rindu?"
"Tidak."
"Mengapa?"
"Untuk apa merindu jika aku punya kaki untuk bertamu dan untuk apa merindu jika kita punya mata yang siap bertemu."
Perempuan itu tersenyum, ku pandangi saja, sebab itu yang ku nanti.
Malam itu juga ku rayakan hujan di kotaku dengan secangkir kopi tanpa gula,
doa-doa kecil perihal kita beserta rindu-rindu yang semakin tak beraturan.
Posted by 

comment 0 Comments
more_vert