Adam Aththaariq
6510051498749449419

Puisi : Air Mata Senja

Puisi : Air Mata Senja
Add Comments
Rabu, November 27, 2024



 Air Mata Senja
Oleh: Pendosa Amnesia


Sore itu, senja jatuh tepat di pelupuk jendela kamarku, 
seketika itu juga pandanganku terarah ke angkasa. 
Semburat jingga senja selalu berhasil menyihirku, 
warna merahnya mengingatkanku pada lebam luka yang dulu.

Ah, luka itu.

Sesaat lara menyergap, di dalam kamar dingin yang senyap. 
Ku alihkan sesaat pandanganku pada mentari yang perlahan tubuhnya binasa
dikalahkan sang cakrawala. 
Saat itulah ku saksikan sepasang manusia bersayap putih diatas sana, 
menari-nari dalam liukan pelukan mesra, 
tariannya sungguh dinamis dan magis, 
dengan langit senja sebagai latarnya dan gesekan angin sebagai musiknya.

Kemudian setelah chorus lagu menjelang akhir,
 tarian itu sebelum latar senja berganti
latar tembaga, tangan mereka saling merengkuh tubuh, 
mata menatap mata tanpa sekat, semakin erat, semakin lekat. 
Sampai akhirnya bibir mereka memagut penuh hasrat.

Setelah itu latar senja merah berganti pucat bagai logam berkarat, 
sekelebat sesosok manusia bersayap menghilang di ufuk barat. 
Setelah itu, rintik hujan berderai jatuh ke darat bercampur dengan rona merah senja, 
menjelma tetesan darah merinai di sudut mataku, menjelma air mata darah.